Header Ads

Breaking News
recent

Inilah Cara Mafia Mengatur Pertandingan

Foto Ilustrasi Pengaturan Pertandingan. BolaTimes.com


Sesuatu yang bersifat perlombaan pada prinsipnya jatuh pada dua kemungkinan. Ada pihak yang menang dan akan ada pihak yang mengalami kekalahan, dan itu merupakan hal yang lumrah. Tetapi menjadi tak biasa ketika kekalahan dan kemenangan itu sudah diatur sebelumnya, seolah-olah tim ini yang harus menang dan tim ini harus kalah. Bukankah segala macam perlombaan itu harus menjunjung sportivitas?
Pada pertandingan sepakbola misalnya, sering kita menyaksikan kerusuhan antara pemain dengan wasit, pemain dengan pemain, antar suporter dan lain-lain. Bila kita kritis terhadap hal ini tentu akan menaruh kecurigaan terhadap adanya faktor kecurangan.
Namun sebagai masyarakat awam kita tidak begitu mengerti bagaimana sebuah pertandingan atau kompetisi bisa diatur hasilnya. Ternyata itu tidak sesederhana menyogok pemain atau wasit seperti yang kita bayangkan.
Menurut Dex Glenniza seorang manajer editio pandit football “match fixing bukan perilaku curang. Match-fixing terjadi ketika ada pihak yang setuju untuk kalah, imbang, atau memenangkan pihak lawan dengan tidak berusaha maksimal. Sedangkan curang adalah menghalalkan segala cara untuk menang, misalnya doping,” ucapnya.
Ada dua model pengaturan pertandingan di sepakbola, yaitu 
  • Arranged match fixing Arranged match-fixing terjadi ketika seorang mafia memanipulasi pertandingan sepakbola untuk memastikan salah satu kesebelasan kalah atau imbang. Jadi bisa diambil pengertian bahwa arranged match fixing hanya menguntungkan salah satu kesebelasan.
  • Gambling match fixing terjadi ketika mafia memanipulasi dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimal di pasar taruhan. Gambling match-fixing membuat sebuah kesebelasan disabotase oleh pihak-pihak tertentu demi keuntungan pihak yang bersangkutan. Pada gambling match fixing, seorang mafia tidak peduli jika kesebelasan A atau kesebelasan B kalah atau menang. Mereka hanya memedulikan keuntungan pribadi mereka.

Unsur yang Terlibat di Pengaturan Perandingan
Ironisnya lagi, menurut Declan Hill seperi dilansir panditfootball (jurnalis dan akademisi yang mengkhususkan diri kepada kasus match-fixing), 88,2% kasus arranged match-fixing diinisiasi oleh administrator kesebelasan. Kemudian pada gambling match-fixing, 86,4% “permainan” diinisiasi oleh agen eksternal seperti bandar atau organisasi kriminal.
 Perjudian
Match fixing tidak selalu didasari perjudian. Namun perjudian memengaruhi hasil pertandingan-pertandingan olahraga karena banyak orang yang bertaruh.
Pada pasar taruhan atau judi, tujuan utama pengaturan (fixing) adalah untuk mendapatkan keuntungan maksimal. Oleh sebab itu ada dua pengaturan yang terjadi, yaitu pengaturan pertandingan dan pengaturan pasar taruhan.
Skenario sederhananya seperti ini, setiap pertandingan memiliki peluang masing-masing. Seorang mafia biasanya memiliki masalah, yaitu jika mereka berhasil mendapatkan “pemain” untuk kalah pada pertandingan, mereka akan bertaruh untuk kesebelasan lawannya untuk menang. Dengan begitu mereka jadi mendapatkan keuntungan.
Bagi mafia yang tak memiliki cukup uang, mereka akan melibatkan investor, yang membuat mafia berperan sebagai broker: mereka mengatur pertandingan kepada “pemain”, lalu pergi ke investor yang bisa menyediakan mereka banyak uang.
Pelaku Pengaturan Pertandingan
Seperti dijelaskan di atas, pelaku match fixing ini seolah-olah telah terorganisir. Secara umum match fixing bisa dilakukan oleh wasit, pemain, dan administrator kesebelasan (manajer, presiden kesebelasan, pelatih, dan lain-lain). Masih menurut Hill, “tingkat kesuksesan pengaturan pertandingan rata-rata menjadi besar jika seseorang menyogok administrator kesebelasan (kesuksesan 90,5%) daripada pemain (83,1%) atau wasit (77,8%),” panditfootbal.com
Alasannya mengapa administrator kesebelasan bisa lebih besar kemungkinan suksesnya? Padahal wasit dan pemain adalah mereka yang berada langsung di lapangan, yang bisa memengaruhi hasil atau skor secara langsung. Seseorang administrator bisa memengaruhi kesebelasan, dalam arti ia bisa memengaruhi satu kesebelasan secara keseluruhan alih-alih perorangan seperti pemain atau wasit.

Sumber Referensi: Panditfootball.com

1 comment:

Powered by Blogger.